MAYORITAS PENDUDUK INDONESIA BERAGAMA ISLAM





 Mengacu data demografis, memang benar bahwa penduduk muslim Indonesia saat ini mayoritas, mencapai 229,62 juta jiwa atau sekitar 87,2% dari total populasi Indonesia yang berjumlah 269,6 juta jiwa. Kalau diproyeksikan ke populasi muslim dunia yang diperkirakan mencapai 2,2 milyar pada tahun 2030 (23% populasi dunia), penduduk muslim Indonesia itu menyumbang sekitar 13,1% dari seluruh umat muslim di dunia.

Capaian sedemikian besar itu tentulah tak bisa bim salabim. Ada sejarah panjang yang bisa ditelusuri di mana Islam berproses menjadi (becoming) yang tiada henti. Dimulai dari pertumbuhan dan perkembangan di wilayah yang dahulu dikenal dengan sebutan Dwipantara, Nuswantara, Nusantara, lalu menjadi wilayah Asia Tenggara yang berbicara dalam lingua franca bahasa Melayu. Sebagian besar wilayah itu kemudian menjadi Indonesia seperti yang kita kenal

Kalau penanggalan ini disepakati, titimangsa abad ke-12/13 Islam tumbuh lalu berkembang di Samudera Pasai, meluas ke Semenanjung Malaya dan Aceh, lantas menyebar ke seluruh kepulauan Melayu/Sumatera (Swarnadwipa), Jawa (Javadwipa), Maluku (Molucas), Sulawesi (Celebes), Kalimantan (Borneo), dan Nusa Tenggara. Di wilayah-wilayah ini Islam berkembang secara bertahap dan melibatkan banyak unsur sosial, budaya, tokoh, pranata sosial, dan lembaga hingga akhirnya terbentuk kekuasaan politik dengan berdirinya kerajaan Islam di Peurelak, Pasai, Malaka, Demak, Aceh Darussalam, Mataram, Cirebon, Banten, Banjar, Gowa Makassar, Ternate, Tidore, Buton, Bima, Palembang, Madura, Johor, Kedah, Indragiri Riau hingga Raja Ampat di Papua.

Indonesia adalah negara mayoritas muslim. Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. 
Berikut ini adalah beberapa fakta terkait Islam di Indonesia:
  • Pada tahun 2023, jumlah penduduk muslim di Indonesia mencapai 240,62 juta jiwa. 
  • Jumlah tersebut setara dengan 86,7% dari total populasi nasional Indonesia. 
  • Sebagian besar umat Islam di Indonesia berada di wilayah Indonesia bagian Barat, seperti Jawa, Sumatra, Madura, dan Kalimantan. 
  • Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di Indonesia. 
  • Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah jemaah haji terbesar di dunia. 
Lembaga pendidikan dengan nama-nama unik sesuai daerah juga bermunculan bak kecambah di musim hujan. Pesantren (Jawa), surau (Minangkabau), meunasah, dayah, rangkang (Aceh), zawiyah (Jambi, Riau), tajug (Cirebon), langgar (Jawa, juga dipakai di Makasar), rumah besak (Banjar), dan nama sejenis. Penulisan kitab oleh ulama Melayu mencapai tingkat yang tinggi di berbagai bidang keilmuan seperti tasawuf, fikih, tafsir, hadits, lughah, falaq/astronomi, tarikh (babad), dan siyasah (ilmu pemerintahan). Pada abad 17-19 jaringan ulama Melayu-Nusantara dengan pusat Islam terkemuka Mekah, kemudian Mesir, berjalan sangat intens. Jejaring ini memunculkan poros keulamaan dan poros keilmuan (pusat-pusat keilmuan yang berbasis di atau mengikuti kemunculan kota-kota baru di seluruh Nusantara).

Lembaga pendidikan dengan nama-nama unik sesuai daerah juga bermunculan bak kecambah di musim hujan. Pesantren (Jawa), surau (Minangkabau), meunasah, dayah, rangkang (Aceh), zawiyah (Jambi, Riau), tajug (Cirebon), langgar (Jawa, juga dipakai di Makasar), rumah besak (Banjar), dan nama sejenis. Penulisan kitab oleh ulama Melayu mencapai tingkat yang tinggi di berbagai bidang keilmuan seperti tasawuf, fikih, tafsir, hadits, lughah, falaq/astronomi, tarikh (babad), dan siyasah (ilmu pemerintahan). Pada abad 17-19 jaringan ulama Melayu-Nusantara dengan pusat Islam terkemuka Mekah, kemudian Mesir, berjalan sangat intens. Jejaring ini memunculkan poros keulamaan dan poros keilmuan (pusat-pusat keilmuan yang berbasis di atau mengikuti kemunculan kota-kota baru di seluruh Nusantara).

Penggunaan aksara Arab dengan bahasa Melayu yang disebut aksara Jawi atau Arab Pegon menjadi inspirasi munculnya karya-karya sastra dan seni seperti syair, pantun, hikayat, prosa, puisi, gurindam, gending, tembang, arsitektur, seni pentas/wayang, seni musik, kaligrafi, astrologi, pengobatan (primbon), dan sebagainya.

Karya-karya tersebut dalam banyak hal merupakan tradisi baru yang tak berpreseden sama sekali. Alias genuine lahir dari dialektika Islam dan budaya Nusantara. Ada juga yang mengikuti tradisi penulisan ulama Islam yang telah berkembang di kekhilafahan Islam (Umayyah, Abbasiyah, Utsmaniyah, Safawiyah). Namun pengaruh tradisi tulis-menulis yang berkembang di Majapahit, Sriwijaya, dan kerajaan lain di Nusantara juga tak bisa dielakkan. Seperti kita ketahui, masa Majapahit dan kerajaan di Jawa mencatat perkembangan ilmu pengetahuan yang cukup mengesankan, khususnya di bidang bahasa dan sastra, ilmu pemerintahan, tata negara dan hukum.

sumber:https://kemenag.go.id/opini/menjadi-muslim-menjadi-indonesia-kilas-balik-indonesia-menjadi-bangsa-muslim-terbesar-03w0yt


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TRADISI LEBARAN DI INDONESIA